jump to navigation

Leonardo da Vinci April 17, 2008

Posted by uraankoku in profil tokoh dunia.
add a comment

 

Leonardo lahir di kota Anchiano pada tanggal 14 April 1452. Ia berasal dari keluarga yang cukup mapan. Ibunya, Caterina di Piero, adalah putri petani, sedangkan ayahnya, Pietro d’Antonio da Vinci adalah seorang notaris di kota Florence, Italia. Sejak kecil Leonardo telah memperoleh pendidikan yang terbaik. Di sekolah, Leonardo mempelajari geometri, membaca, menulis, matematika, dan bahasa Latin. Ia tumbuh sebagai seorang yang cerdas. Sekitar tahun 1466, Leonardo mengenal Andrea Verrocchio, pelukis dan pemahat ternama. Bersama Verrocchio, Leonardo memperoleh sejumlah keterampilan seperti melukis, mematung, melebur emas (goldsmithing), dan pencetakan perunggu.

Pada tahun 1476, Leonardo sudah berperan dalam lukisan Baptism of Christ karya Verrocchio. Dalam lukisan itu Leonardo melukis malaikat. Setelah itu, Leonardo mendapat tawaran untuk mengerjakan sejumlah proyek besar untuk mengerjakan relief (altarpiece) untuk sebuah kapel, Palazzo Vecchio, balai kota Florence. Lukisan besar pertamanya, The Adoration of the Magi, dibuatnya untuk Biara San.

Di Milan, ia bekerja pada Ludovico Sforza untuk membuat patung perunggu Francesco Sforza, ayah dari Ludovico. Selain itu ia juga bekerja pada Cesare Borgia, seorang duke dari Romagna, putra Paus Alexander VI. Leonardo. Tahun 1506, ia memenuhi panggilan Charles d’Amboise, penguasa Perancis dan menjadi pelukis istana Raja Perancis, Louis XIII. Saat berada di Florence, Leonardo mengerjakan monumen Gian Giacomo Trivulzio, komandan pasukan Perancis. Leonardo juga sempat bekerja pada Paus Leo X dalam kurun waktu 1514-1516. Dan terakhir, ia mengabdi pada Raja Francis I. Raja memberinya sebutan pelukis pertama, arsitek, dan mekanik raja..

Leonardo merupakan sosok yang luar biasa di bidang seni. Sejumlah karyanya merupakan karya yang monumental. Meskipun di sepanjang kariernya sebagai seniman tidak seluruh karyanya terselesaikan, seperti lukisan St. Jerome (Hieronymus) atau The Adoration of Kings. Dua karya monumentalnya, yaitu The Last Supper (1495 – 1497) dan Mona Lisa (1503 – 1506). Mona Lisa, juga dikenal sebagai La Gioconda, memiliki arti yang khusus bagi Leonardo. Ia selalu membawa lukisan ini dalam sejumlah perjalanan yang ia lakukan.

Ia juga melakukan sejumlah penelitian ilmiah. Penelitiannya meliputi beberapa bidang, seperti di bidang anatomi, ia mempelajari sirkulasi darah dan pergerakan mata. Di bidang meteorologi dan geologi, ia berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara bulan dan pasang surut, menduga konsep modern bentuk benua, juga menduga asal usul kerangka fosil. Selain itu, dia adalah salah satu penemu ilmu hidrolik, mungkin juga termasuk perangkat hidrometer. Penemuan Leonardo lainnya yang bermanfaat, misalnya, pakaian selam. Selain itu, peranti terbang rancangannya juga telah menerapkan prinsip aerodinamika.

Sejak 1516 Leonardo da Vinci menetap di Chateau de Cloux atas undangan Raja Francis I. Lalu pada tahun 1517, Leonardo da Vinci menerima kunjungan Kardinal Louis Aragon. Kepada kardinal inilah ia menunjukkan karyanya yang terakhir. Ia meninggal pada tanggal 2 Mei 1519 dan dimakamkan di Gereja St. Florentin di Amboise. Tidak ada catatan mengenai penyebabnya.

 

 

 

Detektif April 16, 2008

Posted by uraankoku in Humor.
add a comment

Pak inspektur M. Prima datang menghampiri Detektif Devid , anak buahnya. Katanya, “bagaimana, apakah anda sudah mencium siapa pembunuh pengusaha itu?” Detektif Devid kelihatan gugup. Katanya, “Penbunuh pengusaha itu memang seorang wanita muda yang cantik, komandan. Ta..tapi, saya belum menciumnya!”

Belum Bayar Hutang April 16, 2008

Posted by uraankoku in Humor.
add a comment

Pada saat Andi meninggal dunia, semua teman-temannya ikut berkabung. Tetapi di antara mereka hanya Bayu lah yang paling histeris. Dia terus menangis tersedusedu. Teman-temannya yang lain berusaha menghiburnya.

Budi     : “Sudahlah, jangan terus-terusan sedih bagitu. Kita berdoa saja supaya Andi diterima di sisiNya dan semoga kita mendapat teman lagi seperti Andi!”

Bayu    : “Tidaaak! Aku tidak mau berdoa seperti itu. Aku tidak mau mendapat teman yang seperti Andi lagi!”

Budi    : “Lho, kenapa?”

Bayu    : “Andi tukan ngutang!! Hutangnya  yang dulu aja belum dibayar!!”

Digantung Biar Cepat Kering April 16, 2008

Posted by uraankoku in Humor.
Tags: ,
add a comment

Wahyu dan Adi adalah pasien rumah sakit jiwa. Suatu hari di kolam renang RSJ, Adi melompat dan tenggelam. Wahyu segera datang menyelamatkan sahabatnya itu. Wahyu menyelam dan menarik keluar Adi. Ketika Direktur RSJ mendengar berita kepahlawanan Wahyu, beliau memerintahkan pelepasan Wahyu karena dinilai telah stabil jiwanya. Beliau memberitakan berita itu pada Wahyu. “Wahyu, saya membawa berita bagus untukmu. Berita baiknya, kamu bebbas dari RSJ, karena telah menyelamatkan Adi. Itu adalah bukti bahwa kamu telah sembuh dan bisa kembali ke masyarakat. Berita buruknya, Adi gantung diri masih dengan jubah mandinya. Dia meninggal dunia!”

Lalu dengan polosnya Wahyu menjawab, “Adi tidak gantung diri Pak! Setelah menyelamatkannya saya menggantungnya…, biar cepat kering.”

 

SINOPSIS NOVEL ’”ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN” April 10, 2008

Posted by uraankoku in Sinopsis, Tak Berkategori.
3 comments

Seorang saudagar kaya bernama Haji Sahak akan pergi berdagang ke Palembang. Dari Pagar Alam ke Palembang itu, Haji Sahak membawa berpuluh-puluh kerbau dan beberapa macam barang dagangan lainnya. Istri dan anak perawannya juga ikut pergi bersamanya pergi ke Palembang.

Di tengah-tengah perjalanan, rombongan Haji Sahak dihadang oleh segerombolah perampok yang di pimpin Medasing. Perampok ini sangat kejam. Haji Sahak, istrinya yang bernama Nyai Hajjah Andun, serta rombongan penyerta Haji Sahak lainnya dibunuh oleh perampok itu. Akan tetapi, Sayu, anak perawan Haji Sahak itu tidak mereka bunuh. Kemudian Sayu ikut dibawa ke sarang penyamun pimpinan Medasing itu.

Suatu hari Samad, anak buah Medasing yang tugasnya sebagai pengintai datang ke sarang penyamun. Maksud kedatanganya adalah untuk meminta bagian dari hasil perampokan Medasing. Namun selama Samad berada di sarang penyamun itu, ia langsung jatuh hati pada Sayu yang memang sangat cantik. Secara diam-diam dia berniat membawa Sayu lari dari Sarang penyamun itu. Dan niatnya dibisikan kepada Sayu secara diam-diam. Samad berjanji pada Sayu bahwa dia akan mengembalikan Sayu kepada orang tuanya.

Awalnya Sayu terbujuk oleh rayuan dan janji-janji Samad itu. Dalam dirinya sudah memutuskan untuk ikut lari bersama Samad. Akan tetapi sebelum niat untuk kabur terlaksana, Sayu mulai menangkap gelagat tidak baik dari Samad. Dia mulai ragu dan tidak percaya dengan janji-janji Samad itu. Dihari yang mereka sepakati untuk lari tersebut, Sayu dengan tegas menolak ajakan Samad. Dia walaupun dengan berat hati untuk sementara akan tetap tinggal di sarang penyamun itu.

Setelah berhasil dan sukses merampok keluarga saudagar Haji Sahak, rupanya dalam perampokan-perampokan Medasing dan kawan selanjutnya sering mengalami kegagalan. Kegagalan perapokan yang mereka lakukan sebenarnya disebabkan karena encana mereka selalu dibocorkan oleh Samad. Samad selalu membocorkan rencana Medasing kepada Saudagar dan pedagang kaya yang akan mereka rampok. Itu sebabnya, setiap kali mereka menyerang para pedagang atau saudagar yang lewat, mereka pasti mendapat perlawanan yang luar biasa. Para saudagar dan pedagang sudah menunggu Medasing dan kawan-kawannya. Akibatnya anak buah Medasing banyak yang meninggal ataupun terluka parah. Lama-kelamaan anak buah Medasing hanya tersisa seorang saja, yaitu Sanip. Betapa hancur hati Medasing menerima kenyataan pahit ini. Malah hatinya semakin pilu, ketika dalam perampokan yang terakhir kali, Sanip orang yang paling dia sayangi itu meninggal. Medasing sendiri terluka parah. Namun bisa menyelamatkan diri.

Setelah Sanip meninggal dunia, di sarang penyamun itu tinggal Sayu dan Medasing saja. Sewaktu Medasing terlupa parah, Sayu bingung sekali. Persediaan mereka makin menipis. Dengan penuh rasa kekhawatiran dan rasa takut, Sayu mendekati Medasing. Dia tidak sampai hati melihatnya dalam keadaan parah. Hati nuraninya tergerak ingin mencoba merawat luka-luka yang diderita oleh Medasing.

Awalnya Sayu sangat takut dengan Medasing. Antara perasaan ingin menolong dengan perasaan takut pada Medasing berkcamuk dalam hati dan pikiran Sayu. Dia sangat takut pada Medasing, sebab bagaimanapun Medasing adalah seorang pemimpin perampok yang kejam. Medasing sudah beberapa kali membunuh, termasuk mambunuh kedua Orangtuanya. Seluruh anak buah Medasing yang jumlahnya puluhan itu tak seorangpun berani melawannya.

Akan tetapi perasaan takut dan benci itu, akhirnya kalah juga oleh perasaannya yang ingin menolong. Dia memberanikan diri mendekati Medasing. Dengan takut-takut dan gemetaran dia mengobati Medasing. Mula-mula mereka berdua tidak banyak biacara. Sayu sendiri tidak berani berbicara sebab dia takut pada Medasing. Sedangkan Medasing sendiri memang mempunyai karakter yang pendiam. Selama ini Medasing memang terkenal tidak suka bicara. Dia hanya bicara pada hal-hal yang penting saja. Namun lama kelamaan antara Sayu dan Medasing ini menjadi akrab. Medasing suka membicarakan pengalaman hidupnya. Dari cerita Medasing tentang bagaimana ia sebelum menjadi seorang penyamun yang sangat ditakuti sekarang ini, Medasing bukanlah keturunan seorang penyamun. Medasing keturunan orang baik-baik.

Dulu Medasing anak seorang saudagar kaya. Ayah Medasing yang kaya itu dirampok secara oleh segerombolan penjahat. Kedua orang tuanya dibantai dan dibunuh oleh gerombolan penjahat itu. Dia sendiri, karena masih kecil sekali, tidak dibunuh oleh gerombolan tersebut. Medasing lalu dibawa ke sarang gerombolan. Karena pimpinan penyamun itu tidak punya anak, Medasing begitu disayanginya. Dia lalu diangkat oleh kepala penyamun itu sebagai anaknya. Setelah ayah angkatnya meninggal dunia, pucuk pimpinan gerombolan penyamun langsung dipegang Medasing.

Jadi gerombolan perampok yang dia pimpin sekarang ini adalah gerombolan penyamun warisan dari ayah angkatnya. Medasing sendiri tak pernah bercita-cita ingin menjadi penyamun, apalagi menjadi pimpinan perampok.

Karena sejak kecil hidupnya di dalam lingkungan perampok terus, sehingga Medasing tidak tahu pekerjaan lain selain merampok. Hati Sayu menjadi luluh juga mendengar penuturan Medasing tentang sejarah hidupnya. Rasa benci dan dendam pada Medasing lama kelamaan menjadi luntur. Kemudian dengan penuh kesabaran dan penuh kasih sayang yang tulus, Sayu merawatnya sampai sembuh.

Persediaan makanan dalam hutan sudah habis. Sayu sangat khawatir akan keadaan itu. Itulah sebabnya dia mencoba mengajak Medasing agar bersedia keluar dari persembunyiannya. Karena menyadari akan kenyataan itu Medasing akhirnya setuju dengan ajakan Sayu. Dan mereka keluar dari hutan menuju kota Pagar Alam.

Sampai di kota Pagar Alam, keduanya langsung menuju ke rumah Sayu. Tapi sampai di rumahnya, Sayu sangat terkejut, sebab rumah itu sekarang bukan milik mereka lagi, tapi sudah menjadi milik orang lain. Menurut penuturan penghuni baru itu, ibunya sekarang tinggal di pinggiran kampung. Mendengar itu, kedua orang ini langsung pergi menuju ke tempat Nyai Haji Andun.

Ternyata Nyai Haji Andun tidak meninggal sewaktu diserang Medasing dan kawan perampoknya. Dia hanya terluka parah dan berhasil sembuh kembali. Sekarang dia tinggal sendirian di ujung kampong dengan keadaan sakit keras. Dia sering mengigau anaknya yang dibawa perampok. Nah, disaat ibunya sedang kritis, Medasing dan Sayu muncul dihadapannya. Betapa bahagianya Nyai Haji Andun bertemu dengan anak perawan yang sangat dirindukannya itu. Dan rupanya itulah pertemuan terakhir mereka.

Menyaksikan kenyataan itu hati Sayu hancur, Medasing sendiri juga hancur hatinya. Kenyataan telah menyadarkan dirinya betapa kejamnya dia selama ini. Dia begitu menyesal. Dia sangat malu dan berdosa pada Sayu dan keluarganya. Sehingga waktu itu, karena segala macam yang berkecamuk, medasing memutuskan hendak meninggalkan Sayu.

Sejak itu Medasing berubah total hidupnya. Dia menjadi seorang hartawann yang sangat penyayang pada siapa saja. Lima belas tahun kemudian Medasing berangkat ke tanah suci. Kembalinya dari tanah suci, ramai orang-orang kampong menyambut kedatangannya.

Suatu malam, ketika Haji Karim sedang duduk termenung sambil mengenag masa lalunya yang kelam, tiba-tiba pintu rumahnya ada yang mengetuk. Ternyata orang yang mengetuk pintu itu adalah Samad. Haji Karim masih kenal dengan Samad sebab Samad adalah anak buahnya sendiri yang selalau ia beri tugas sebagai pengintai para saudagar yang sedang lewat sebelum dirampok. Haji karim yang tidak lain adalah Medasing itu, mengajak Samad agar bersedia hidup bersamanya. Waktu itu Samad memang tinggal di rumah Haji Karim dan istrinya yang tidak lain adalah Sayu. Namun paginya secara diam-diam Samad meninggalkan rumah Haji Karim dan Sayu istrinya. Dia pergi entah kemana, sementara Haji Karim dan keluarganya hidup tenteram dan damai di kampung.

 

Karya Sutan Takdir Alisyahbana

 

Halo dunia! April 3, 2008

Posted by uraankoku in Tak Berkategori.
add a comment

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!